SNMPTN: Sedih dan Kecewa yang Sebenarnya Nggak Papa
Ilustrasi gambar: Anton Darius @ Unsplash |
Kali ini aku akan membagikan gimana pengalamanku menghadapi SNMPTN dulu. Aku menjadikannya versi QnA (Question and Answer) karena lebih mudah buatku untuk menulisnya apabila aku membuat pertanyaannya terlebih dahulu.
PERTANYAAN 1 : Sebelum pengumuman SNMPTN, apakah kamu udah ngelakuin persiapan belajar buat SBMPTN?
JAWABAN : Iya, udah, tepatnya begitu mulai naik kelas 12. Itu emang
kurang baik, sih, mengingat banyaknya materi yang diujikan, tetapi aku dulu pas
kelas 10—11 punya mindset buat fokus ke pelajaran sekolah. Alhamdulillah, bisa
ikut SNMPTN dengan berbekal nilai rapor.
PERTANYAAN 2 : Apakah belajarmu buat SBMPTN udah maksimal walaupun hasil
SNMPTN belum diumumkan?
JAWABAN : Jujur aja, sebelum pengumuman SNMPTN aku belajarnya
semauku aja. Kala itu 'kan Semester 5 yang mana nilai rapornya masih berlaku
buat SNMPTN. Aku berpikir kalo mempelajari pelajaran Semester 5 juga sama
halnya dengan menyicil belajar SBMPTN mengingat ada materinya yang sama.
PERTANYAAN 3 : Beberapa hari sebelum pengumuman SNMPTN, apakah kamu
pernah memperoleh feeling terkait hasil kedepannya?
JAWABAN : Pernah. Aku ingat betul waktu itu aku merasa suntuk sekali buat belajar materi SBMPTN Saintek. Akhirnya, aku nyoba belajar TPS, kayak ngerjain soal latihan gitu. Dan, Alhamdulillah, setelahnya, karena pandemi korona, materi yang diujikan hanyalah TPS yang memuat 4 subtes.
Pelajaran : Turuti kata hatimu walau kelihatannya aneh. Adakalanya itu merupakan petunjuk dari Allah untukmu ke depannya.
PERTANYAAN 3 : Pengumuman SNMPTN telah di depan mata, gimana reaksimu
ketika pertama kali mengetahui hasilnya?
JAWABAN : Sedih sampai aku sedikit menangis. Aku cukup kecewa juga karena belum diterima di jurusan pilihan. Langsung aku menonaktifkan Whatsapp-ku selama 1 hari karena bagaimanpun juga aku butuh menenangkan diriku dulu. Rasa sakit itu masih bertahan ketika aku menjawab pertanyaan beberapa temanku perihal hasil pengumuman itu.
Akan tetapi, siapa suruh juga buat berekspektasi lebih? Emang, sih, berharap itu boleh, tapi kalo kelebihan, ya, nggak baik karena kalo hasilnya di luar harapan, jatuhnya sakit banget.
PERTANYAAN 4 : Gimana caramu menghibur dirimu dengan hasil SNMPTN yang
kurang memuaskan itu?
JAWABAN : Aku keinget Surat Al-Baqarah ayat 216
yang bunyinya sebagai berikut.
Allah SWT berfirman:
كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216)
Aku menanamkan mindset dalam diriku, "Mungkin ini yang terbaik buatku dari Allah. 'Kan bisa jadi kalo aku keterima di jurusan yang kupilih di SNMPTN, akan nggak cocok atau terjadi sesuatu yang nggak baik sama aku, makanya Allah menjauhkannya dariku".
PERTANYAAN 5 : Setelah itu, apa yang kamu lakukan?
JAWABAN : Tentunya belajar. Bedanya kali ini aku bener-bener
serius belajar. Ada saatnya kita beneran sungguh-sungguh ngelakuin sesuatu
seusai kita menghadapi kemungkinan terburuknya.
PERTANYAAN 6 : Adakah hikmah yang kamu ambil dengan belum diterimanya
kamu lewat jalur SNMPTN?
JAWABAN : Ada, dong, jelasnya. Dari sini aku belajar, mungkin Allah nggak pingin aku nganggur kurang kerjaan selama beberapa bulan itu, makanya aku dikasih kerjaan (belajar untuk menghadapi SBMPTN) buat ngisi waktu luang itu. Aku ini tipe orang yang nggak bisa nganggur pas waktu luang karena itu nggak enak banget gitu, jadinya malah malas-malasan dan nggak ada semangat. Dengan rencanaku untuk ikut SBMPTN ini, aku jadi lebih bersemangat dan teratur dalam menjalani hari-hariku.
Pelajaran : See the good in every bad. Percayalah, setiap hal yang nampaknya buruk atau kurang baik, pastinya bakalan ada dampak positifnya yang bisa ambil.
Cukup sekian cerita pengalaman SNMPTN-ku. Nggak selamanya kegagalan itu buruk, kok, malahan ada banyak hikmah yang bisa dijadikan pelajaran buat ke depannya. Selanjutnya, aku akan mengulas pengalamanku menghadapi SBMPTN.
Komentar
Posting Komentar